Sabtu, 19 Mei 2012

mear diary : Ketik IDOL-dodol- (spasi) mejho

ada yangg kenal mejho, kenal gak ? harus kenal nih? -___- HARUS.

dialog antara gue sama badrulay (badrun alay)
badrun : meijho --> bahasa jawa nya meja kan? benda yang gakbisa jalan meski berkaki empat bahkan lebih bahkan kurang.

gue   : (mendelik). bukan!! meijho bukan mejo itu (?)

badrun : oh, gue tau. meijho ojek di pangkalan kan.

gue   : bukan itu tejoo.

badrun : terus apaan donk, uun nyerah deh?

gue : mejho, bentuk nama gaul, mumet subejo --> mumeit soebejho --> mejho..

badrun : oh god, aku makin cintaaahhh :* :*

gue : (tersipu) ah masa un, aku juga kalo gitu, makin cintaaaahh...

badrun : baiklah, kalo gitu kunti mau gue putusin aja deh..--> kecplosan.

gue : ANJ*NG.. siapa kunti?..


gue nangis di pojokan, nyebur-nyeburin HP di kloset. sindiran --> @Oharyanti , kenapa ? kenapaaah hidup gue gini ya Allah. gak sama manusia, sama hayalan pun. khayalan gue gagal ngehayal. ujung-ujungnya. patah man hati gue, tugel, remuk, ancur, jadi butiran debu, buteran krikil. -cukup meg, cukup. ra njok curcooll..


oke. baiklah, bayangkan, akan bagaimana jadinya jika meijho tampil di panggung spektakuler INDONESIAN IDOL. tampil di depan anang, dhani, dan agnes. gue yakin banget man, pasti meijho akan menjadi idola baru anak remaja indonesia, jadi wajar seumpama setiap meijho selesai tampil #meijhobejosekalidiIDOL akan menjadi trending topik world wide setiap setelah meijho selesai tampil.

kita lihat komentar-komentar para juri tentang meijho.

dhani : meijho. nama nya aja udah kece, nyanyi nya kece lah. gak perlu lama-lama lah dia itu, bentar lagi tenar di dunia akhirat. bakal banyak yang ingin merekrut deh. dan di jamin perusahaan akan mengalami kehancuran, dan penuh hujatan karena telah memilih orang yang tepat untuk mencapai misi, GULUNG TIKAR. suara dia itu difficut to accept the ear, itu lho sulit di terima telinga.

anang : aku rasa, meijho itu wujudnya aja sudah gagal, suaranya jauh lebih gagal. dan aku pikir dulu saat di lahirkannya juga nyaris gagal, tapi dia mekso, tapi, ya, aku sih terserah aurel aja, yanti mau bagaimana, raul akan membuntuti. dan aku sedang gila cinta dengan ashanti. BUKAN sahrini.

agnes : meijho is bad girlboy guys, it is ancaman untuk karier me. and aku think, she is akan mental dengan satu gesekan dari me. thank you....


lihat., positif sekali komentar meraka.-____- jadi ayolah dukung selalu meijho untuk menjadi juara 1/2 indonesian idol.  terus kirim sms seikhlasnya. ketik dodol IDOL (spasi) meijho kirim ke 0000. ingat seikhlasnya. 
nyanyikan yel yelnya guys,


iwak cuyu iwak tokek, mbah embah duwe putu.
meijho ayu, rodo elek, yo ayo uncali watu..

dukung terus guys. dan semoga anda beruntung mendapat tagihan uang pulsa dari counter terdekat. ayo! keep sms!!! go meijho , go meijho gooooooooo!!

Jumat, 11 Mei 2012

Cerbung : Kamu Untuk Aku ( Part 9 )





“Tring.. tring... tring.. bangun pemalas!! Bangun!!! Bangun!!” alarm dengan suara cempreng menyebalkan hadiah dari ina untuk shilla di ulang tahun shilla yang ke 11 berbunyi nyaring. tandanya jarum pendek penunjuk jam sudah menyamai arah tunjuk jarum kuning penentu alarm berbunyi. Reflek tangan Shilla segera meraih alarm warna pink tersebut dan segera mematikannya sebelum suara cempreng alarm tersebut benar-benar merusak gendang telinganya, tanpa membuka mata. 



Baru shilla berniat membuka matanya yang masih di bebani rasa kantuk, ia segera mengurungkan niatannya. Dia terlalu trauma dengan kejadian kemarin malam, membuka mata dan mendapati dirinya sedang tak berada di ruangannya melainkan di ruang asing yang walau indah tapi memberi kesialan untuknya. Heuh... shilla membuang nafas keras. Lalu meyakinkan diri untuk tak terus terlarut pada kejadian menyebalkan malam itu. 



“SHILLA!!!” shilla baru membuka mata, dan belum siap. Akhirnya... 



“BRUUKKK... adoooh.. ibu...” shilla mengelus bahu kirinya yang terasa berdenyut setelah terjatuh dari tempat tidur kecilnya, lalu segera berusaha lepas dari selimut yang melilit tubuhnya. 



“SHILLA!!! CEPAT SINI...!!!” shilla tak menjawab, malah mendengus kesal mendapati ibu nya terus memburunya untuk cepat padahal dirinya tengah kesusahan akibat ulah ibunya. 








Ina tak berniat mengubah ekspresinya, dia masih bertahan dengan mulut ternganga dan berkali-kali secara bergantian menatap berbagai macam makanan yang terlihat lezat yang sudah tertata rapi dan penuh mengisi meja makan rumahnya, dengan 2 pria tinggi berjas hitam dan berkacamata. Dia tak mengerti. 



“ada apa sih bu...?” ina menatap kedatangan anak tunggalnya yang juga berekspresi sama dengan dirinya saat melihat kejadian tak biasa di rumahnya. 



“selamat pagi nona shilla.” salah satu dari 2 pria berjas hitam itu menyapa shilla yang baru muncul di hadapan mereka dengan masih muka bantal dan berpakaian baju tidur apa adanya. 



“om..om.. ini siapa?” tak ingin bersusah payah menebak-nebak siapa 2 pria berbadan atletis di hadapannya, shilla bertanya dengan alis saling bertaut. 



“tuan mario yang meminta kami kesini.,” shilla yang tadi nya memasang ekspresi bingung, kini secara cepat berubah sinis mendengar nama paling menyebalkan di dunia disebutkan oleh pria yang sama dengan pria yang menyapanya tadi. “beliau berpesan nona shilla dan ibu ina agar menghabiskan sarapan yang khusus di siapkan oleh beliau, yang dibuat secara higienis dengan kadar gizi tinggi.” BIRTHDAY WISH. 3. Pengen sarapan enak tiap hari, biar aku gak males sarapan. haha 



Shilla mendengus sebal, “tapi maaf, kami gak bisa nerima ini..” shilla berucap dengan sedikit galak, dan membuat kedua pria berkacamata di hadapannya secara reflek saling berhadapan. Seperti tengah saling mentransfer yang di pikirkan masing-masing.”bisa mati mereka, kalo perintah tuannya tidak terlaksana.” 



“dan bilang ke tuan om itu, kalo saya dan ibu saya gak pernah mengharapkan kayak beginian. Jadi, jangan ngelakuin hal-hal kayak gini lagi.” 



“tapi, nona...” 



“iya mas. Benar apa kata anak saya. meski maksud nak rio itu baik, tapi kami tidak bisa menerima begitu sajaa. Lagian ini terlalu banyak untuk kami. Berikan saja pada yang lebih membutuhkan.” 



Kedua pria berkacamata suruhan rio mulai merasa gelisah. Mereka tau akibatnya jika keinginan tuannya tak terpenuhi, mau tak mau membuat mereka berpikir keras untuk membujuk kedua manusia berkelamin perempuan di hadapan mereka untuk mau menerima hadiah ini. Dan aha... si pria dengan kulit lebih putih dari satunya kembali membuka suara.”oya, ibu ina, tuan mario juga menitipkan ini...” si pria putih menyodorkan buka dengan tebal 3 cm pada ina, setelah buku tersebut berada di tangan ina si pria putih melanjutkan ucapnya.”itu adalah buku resep macam-macam kue yang oleh tuan mario di ciptakan khusus untuk bu ina. Buku itu berisi resep dari para chef ternama di indonesia dan beberapa dari luar negeri?” 



Ina menatap buka tebal di hadapannya dengan mata berbinar, tentu buku ini akan menunjang kariernya. Dan ina tergiur. “baik sekali nak rio, saya terima buku ini..mohon sampaikan terima kasih saya ya mas.” 



“tentu bu, akan saya sampaikan, tapi saya juga mohon... tolong terima makanan-makanan ini juga. Apa ibu tega mengembalikan begitu saja pemberian taun mario yang sudah susah payah menyiapkannya..” 



Ina berfikir keras. Dan setelah di pikir, ia membenarkan ucapan pria tinggi suruhan rio yang sudah baik memberi buku resep langka untuknya.”baiklah kalo gitu mas. Kami menerima hadiah-hadiah dari nak rio dengan senang hati. dan tolong benar-benar sampaikan banyak sekali terimakasih ya mas, dan maaf kami belum bisa membalas.” Ucapan ina membuat Kedua pria berkacamata tersebut tersenyum puas penuh kelegaan. Namun, membuat shilla melotot tidak kentara ke arahnya. Ibunya ini mudah sekali di sogok. Ah.. ibu.. 







** 





Agni berjalan santai dari halte yang berjarak kurang lebih 100 meter dari gerbang sekolahnya. 

Ayahnya yang biasa mengantar ke sekolah, sedang berada di luar kota, dan ibunya yang over protektif melarangnya bersepeda seperti Shilla dan cakka. Akhirnya, jalan terakhir adalah naik bus. 



“eittss.. “agni berhenti mendadak, jika ia tak dapat dengan gesit mengerem langkahnya bisa saja ia terkena cipratan air yang di sebabkan mobil mewah yang baru saja melintas dengan kecepatan cukup tinggi. Bikin dongkol orang aja, masih pagi juga.”ati-ati masbro bawa mobilnya, mentang-mentang mewah mobil lo, jadi sok-sokan deh lo. Turun sini lo kalo berani.” Agni teriak-teriak emosi, lengan bajunya saja sudah di naik-naikan seperti halnya orang yang menantang kelahi pada umumnya, dan tangannya juga sudah bertolak pinggang. 



Mobil berhenti.”eh, kok berhenti bener tuh mobil, mampus gue!!” agni menepuk jidat sendiri, lalu tengok kanan kiri akan pada siapa ia meminta pertolongan nanti jika yang punya tuh mobil mantan preman yang sukses. Baru agni akan bersembunyi di balik pohon besar depan sekolahnya yang dekat dari tepatnya berdiri, ia segera mengurungkan niatnya ketika melihat seorang perempuan yang begitu familiar keluar dari pintu penumpang mobil mewah warna hitam itu.”shillaa..” gumam agni pelan, masih belum percaya. Tu anak ngimpi apa semalem ke sekolah bisa naik mobil mewah gitu, gue juga mau deh mimpi kayak yang dia impiin semalem. Pikir agni ngawur, menanti kedatangan shilla yang berjalan cepat menghampirinya. 










Dari balik jendela gelap mobil salah satu milik rio, shilla bisa melihat kota jakarta yang biasa ia lewati saat berangkat sekolah dengan lebih nyaman tanpa harus mati-matian bersaing dengan kendaraan yang lebih besar dan berkuasa. Dan tanpa harus berbaur dengan asap dan debu. Dan ini cukup nyaman. Tapi meski begitu shilla tidak boleh senang, senyaman apapun dia sekarang di mobil berAC hitam itu, tetap saja ini karena perintah dari si pria sialan dan ini berarti tidak boleh untuk di syukuri. 



Perjalanan akan segera berakhir. Gedung sekolah shilla yang tidak ada apa-apanya di banding sekolah milik rio sudah terlihat dengan jangkauan mata shilla. “agni.. “ gumam shilla pelan saat dirinya melihat gadis tomboy tengah berjalan santai di koridor jalan depan sekolah. 



”saya berhenti sini aja om!!!” shilla berteriak keras. Dan membuat mobil yang ia naiki secara perlahan mulai berhenti. 



“kenapa berhenti di sini nona?” 



“saya mau bareng temen saya.. terima kasih udah nganter ya om. Saya duluan.” Shilla meloncat lincah turun dari mobil, lalu ia mengucapkan kata terimakasih sekali lagi dan membuat mobil mewah tersebut segera berlalu. 



Shilla mengedarkan pandang, dan menemukan agni yang berdiri tidak jauh darinya. Lalu dengan langkah cepat dan senyum ala kadarnya ia menghampiri agni. 



“kok malah berhenti di sini ag??” shilla langsung mengajukan tanya begitu dirinya sudah berada satu langkah lagi dari posisi agni. 



“lo numpang sama siapa deh, mobilnya bisa keren gitu?” bukan nya menjawab, agni malah balik bertanya dengan alis yang saling bertaut. Dan secara spontan mulai melangkah pelan yang di ikuti oleh shilla. 



Shilla mendengus, sebelum menjawab “ceritanya panjang deh ag.” 



“dan gue siap dengerin shill,..” agni menggebu-gebu. kelewat semangat menanggapinya, membuat shilla tak enak jika harus menolak bercerita. 














“Jadi gitu deh, singkat ceritanya...” shilla menghela nafas lega sudah dapat melewati cobaan tidak terbawa emosi menceritakan tentang si pria sialan pada agni. 



Agni duduk di bangkunya, tak terasa cerita shilla yang sudah di rangkum lalu di ceritakan padanya memakan perjalan dari depan sekolah hingga sampai kelas. “lo bilang tadi nama orang yang maksa lo jadi pacarnya, mario stevano aditya haling...?” 



Shilla menangguk malas, tak ada semangat sedikit pun didirinya untuk mengulas kembali kisah buruknya bersama pria jahat itu.”di kartu pelajarnya itu sih nama nya, kenapa ag? Kenal lo?” 



Agni tidak menjawab, dia tengah berpikir keras. Dia tak mengenal orang dengan nama itu, tapi sepertinya nama itu sudah pernah ia ketahui. Sudah tidak asing, tapi di mana?. Dan aha... dengan cepat agni segera mengeluarkan majalah bisnis dari tasnya, yang ia beli 2 hari lalu. 



Agni segera membolak-balik lembar pada majalah yang ia beli karena ada berita yang merangkum tentang pengusaha idolanya yang secara tidak langsung memberi motivasi untuknya untuk terus mengejar cita-citanya sebagai pengusaha sukses. Tiba di halaman hampir belakang terpampang photo pengusaha idolanya tersebut, lalu saat ia membalik lembar yang terdapat photo pengusaha minyak itu. agni menemukan jawab dari tanyanya. 



“shill, cerita lo itu nyata kan? Lo gak lagi berimajinasi atau mimpi gitu?” 



“stress lo ag. Ya gak lah. Kalo pun gue berimajinasi gue pasti ngimajinasiin yang bagus-bagus. Gak kisah buruk ma tu orang... lo kenapa deh? Nanyanya aneh banget.” 



Mata agni berbinar, mungkin ini kesempatan untuknya agar bisa bertemu dan belajar bisnis dengan pengusaha idolanya.”lo tau orang ini shill,...” agni menunjuk-nunjuk dengan semangat photo pengusaha idolanya yang terkenal tegas, ramah, dan bijaksana. Meski tak mengerti maksud agni menanyakan hal itu padanya, tapi shilla menangguk saja karena memang dia tau photo yang di tunjuk agni itu siapa?. 



“beliau zeth haling, dan lo tau siapa beliau?” 



“idola lo kan..” 



“dan orang terkaya seASIA TENGGARA..” masih tak mengerti agni kini malah membicarakan idola nya. Shilla hanya mengangguk-ngangguk menyetujui. 



Agni membalik lembar itu, lalu berucap sok dramatis dengan mata berbinar.” Dan lo kenal orang ini?..” 



Shilla yang tadinya menanggapi biasa saja setiap tanya agni, kali ini tak bisa biasa. Ia tengah menatap dengan mulut ternganga photo pemuda yang nampak gagah dengan setelan jas berwarna merah marun, pemuda yang beberapa hari ini di anggap sebagai suatu kesialan baginya,”ih, ni cowok ngapa deh mampang di sini? Bikin cacat ni majalah aja.” 



Tak ambil pusing dengan penuturan shilla yang terkesan kejam banget, agni berucap telak. “Dia mario stevano aditya haling, putra tunggal dari pasangan zeth haling dan amanda haling.” 



Shilla ternganga lebih lebar, kenapa hidupnya semakin aneh. Aneh atau indah? Beruntung atau... lalu detik berikutnya shilla di ingatkan dengan kelakuan jahat pemuda yang dalam photo majalah itu tersenyum masih dengan senyuman hanya satu ujung bibir saja yang terangkat. “pantes tuh orang songong...” 



“issshh, shillaa, lupain dulu deh jelek-jeleknya tuh cowok, lo tuh cewek beruntung tau... dan gue orang beruntung kedua deh, hahaha.. soalnya gue temenan sama pacarnya cowok paling di incer seASIA TENGGARA” agni semakin heboh dengan khayalan-khayalan yang mulai kemana-kemana dan ngelantur. Shilla hanya menghela nafas, dia tak pernah mengharapkan ini. Kalo saja agni bisa menggantikan posisi nya saja ia bersedia. Hatinya sudah terlanjur untuk yang lain. Kenapa serumit ini. 












Cakka menatap prihatin pantulan dirinya di cermin besar kamarnya, dia tak habis pikir dampak dari makan sebatang coklat bisa separah ini. Membuatnya harus izin dari sekolah, karena hampir sekujur tubuhnya memerah dengan bentol-bentol kecil di beberapa bagian. 



Cakka melihat jam dinding, 14.00. harusnya jam segini ia tidak sedang berada di kamarnya seperti sekarang ini, harusnya saat ini ia tengah berjuang mati-matian melawan sengatan matahari yang tanpa ampun menyengat tubuhnya. Tanpa sadar cakka tersenyum kecil, usahanya dan juga shilla, mengayuh sepeda di sepanjang siang ternyata merupakan hal yang berat juga kalo di pikir. 



Shilla. sedang apa bocah bawel itu?. meski semalam gadis itu adalah penyebab utama cakka melakukan pantangannya. Karena telah membuat cakka merasa kecewa semalam akan shilla yang sebenarnya tidak salah apa-apa jika di lihat secara nyata. tapi kini, ia sudah rindu. Tak ada rasa kecewa sehebat tadi malam. Padahal barang sehari saja belum ia tak melihat shilla. 



Memori yang baru tadi malam terjadi, menyembul di permukaan, untuk diulas... 






Cakka membanting tubuhnya keras di kasur empuk bercover team sepakbola idolanya. Lalu, segera bangkit setelah berhasil menstabilkan nafasnya yang tersengal akbiat mengayuh sepeda kelewat semangat. Emm, seperti ada yang perlu di ralat, bukan semangat, dia tengah di landa .. ehem.. emosi. Dan lebih tepatnya bukan semangat memang, tapi.. kesetanan. 



Coklat batangan yang beberapa hari lalu di belikan agni saat setelah dirinya menemani agni belanja, ia main-mainkan dengan tangan kanannya tanpa di lihat. lalu, saat mata nya tepat menatap coklat itu penuh penghayatan. Ucapan tante ina berdengung hebat di telinganya..”dia sama rio..” sejak kapan tante ina, mengijinkan putrinya pergi bersama seorang pria. Dan kalo tidak salah ingat, ini pertama kalinya cakka mendengar nama rio, sebagai seseorang yang dekat dengan shilla. cakka saja baru tahu. Berarti orang baru kan? Si rio rio itu? 



Ada kilatan penuh emosi di mata telaga milik cakka, lalu dengan murka dan tanpa memikirkan apa-apa ia memakan coklat batangan yang tadinya akan ia berikan pada shilla yang ternyata sedang tak ada di rumah, dengan cepat. Tak butuh waktu lama coklat berbungkus biru keungu-unguan itu hanya tinggal kulitnya saja. Dan ternyata, tak butuh waktu lama pula coklat itu bereaksi hebat di tubuh cakka. 






Hingga sekarang..... 



Cakka terkejut. Ketukan di pintu kamarnya terlalu tiba-tiba. “mas cakka, ada shilla itu di depan...” cakka tersenyum kecil penuh arti, lalu menyahuti ucapan ibunya dengan semangat. 



“suruh tunggu bentar bu..” cakka kembali mengamati pantulan dirinya. Lalu mengangkat kedua ujung sudut bibirnya, memastikan apakah dalam keadaan begini senyumnya masih terlihat mempesona seperti biasa. Dan meski tak setampan biasanya dengan kondisi fisiknya, ia keluar juga dari kamarnya yang serba hitam untuk menemui shilla si ruang tamu rumahnya. 









Shilla menyambut cakka yang baru saja keluar dari kamarnya dengan senyuman manis penuh keikhlasan. Dan yang oleh cakka di balas senyum yang tak kalah manis.


“kok sendirian aja shill, agni gak ikut?” tanya cakka sekedar berbasa-basi. 


“ciee, yang nyariin agni. Kangen ya, Rumah sampingan jugaa..” cakka memutar bola mata sebal. Gadis ini, masih ingin mengerjai dirinya kah, walau dirinya tengah di landa sakit seperti ini.






“gak jadi nanya itu deh..” cakka berucap kental dengan nada kesal, membuat shilla terkikik kecil.


“udah baikan belum kamu cakk?” shilla bertanya penuh perhatian setelah dirinya berhasil mengontrol tawa kecilnya, “ingat shilla harusnya kamu gak ngetawain orang sakit.” Tekatnya dalam hati. 


“ya gini deh...” cakka berujar pasrah dengan keadaan dirinya yang sedikit sekali menunjukkan perkembangan. Malah mungkin jika di lihat dari keadaan nya yang sekarang, kemungkinan terburuknya besok ia kan bolos sekolah lagi. 


“makanya gausah bandel deh lo..” shilla berujar dengan galak kali ini, hanya berharap cakka mengerti dan akhirnya tidak nekat lagi memakan pantangannya. Yang oleh cakka, di tanggapi dengan senyuman ketir, ternyata gadis di hadapannya ini benar-benar tidak tau apa-apa. 


“nih aku bawain bedak gatel..” shilla menyodorkan sebotol besar bedak gatel pada cakka yang tak kunjung membuka suara. 


cakka masih diam dengan ekspresi tidak enak harus merepotkan sahabat nya.”gausah repot-repot shill, gue masih ada kok.” Tolaknya halus. 


tangan kiri shilla menarik paksa tangan kanan cakka yang terjuntai lemas di sofa, lalu menjatuhkan botol bedak-yang ia beli khusus untuk cakka saat perjalanan ke rumah cakka- di tangan tersebut. “tapi gue yakin, nih bedak bakal segera ke pake, karena gue kenal lo cakka.” Shilla berucap yakin, ia kenal cakka yang sudah biasa nekat melanggar pantangannya itu. 




Cakka masih mematung dengan pandangan tak percaya ke gadis manis yang kini sudah sibuk membereskan tasnya yang tadi harus di buka dan di obrak-abrik sebentar guna mengambil bedak untuk di berikan untuknya. Lalu, saat gadis itu kini sudah kembali menatapnya. Ia bergelagat sedikit kikuk. Tanpa sadar pikirannya berasumsi bahwa gadis manis di hadapannya ternyata perhatian padanya. 


Minggu, 06 Mei 2012

mear diary : futsal --> menang... yeah!!

kita menang, YA ALLAH. menang kita, YA ALLAH!!!!
kabar awalnya kami main jam 14.00, janjian  ngumpul jam 13.00 karena jam 13.30 udah harus di lokasi perlombaan. tapi ya biasa lah jam indonesia!! masa gak telat. itu aneh man, aneh!!! saya udah berangkat dari rumah jam 11. --> nyari sepatu baru. haha.

jam 1an kelar cari sepatu sama okta. langsung ke kampus, dan gak ada orang!! bahay ini, bahaya!! saya jadi khawatir, jangan-jangan jam anak-anak pada habis batre, atau malah gagal jadi jam. kami memutuskan untuk cari kaos kaki, soalnya eike gak bawa, langsung ke sakola.

to the point ke tempat kaos kaki, asal ambil. antrian penuh. saya balikin kaos kaki nya, gak jadi beli!!-____-
si novia nelponin terus, pas saya angkat.

"buruan oiii!!!" --> nyantai bu..
"ya sabar pula pi, kami nih gak tau jalan, mana belum ada orang ngumpul!!"
"aihh, kita nih udah mau di keluarin.." --> nah, cari mati ni orang.
"ya kayak mana.."
"uueuwuwung ealk eakjakd hfehhsajskaj... "  --> gatau sumpah dia ngomong apa? yang jelas lokasi futsal sebelum pasar tanaman.."

sms mbak ketua, tessa. meminta dia untuk langsung capcusss aja!!

perjalanan, dengan tekad --> lokasi : lewat pom bensin sebelah kiri.
ternyata kelewatan, 100 meteran lah, dari tempat kelewatan kami. keliat banget, kegrogian novia di pinggir jalan.
baru nyampe suruh lari-lari. 5 menit lagi, GUGUR. --> kurang ajar!
D3 2B sudah menanti, kami maju dengan apa adanya. yang D3 2A yang di lokasi bener-bener ngepas 5 + novia, itupun novia panitia. main 20 menit, menang --> 4 : 0

pertandingan selanjutnya, lawan PSIK 2B. sial nian pertandingan ini, temen-temen saya pada di ancem.
example :

mereka nyerang, ngeshoot ke gawang kita. kepegang okta meski, ada beberapa penyerangan berkali-kali.
okta bertanya , "ini gol gak ya??"

si lawan nyolot."GAK. buruan LANJUTIN mainnya!! " --> racun tikus mana, racun tikus.


novia lagi diem-diem, ada yang nyamperin "kita gak cari masalah ya?" --> "sepatu mana sepatu. biar gua sumpelin di mulut tu orang, biar ati-ati kalo ngomong, main kita kalem coi!!! nyampe saya bengek, main kita masih kalem!!
tapi tetep, menang --> 3-1
sana mbak, makan sepuasnya, makan kalah -___-


pertandingan ke3, semi final. lawan PSIK 8B. yang ini lebih kalem sih maennya. mbak-mbaknya gak terlalu nyiksa!!, dan kaminya cukup stabil. menang dengan 4-0.

pertandingan FINAL, lawan PSIK 4A --> pertandingan yang paling tidak adil, kenapa????
karena :
kami baru aja ngelawan PSIK 8B.
istirahat cuma di kasih waktu 5 menit.
mereka pendukungnya buanyaaakk banget, kami kali gak nyampe 5 orang.
mereka jumlah keseluruhan team = 11, kami mentok = 5
dengan melalui permain kasar, dan sengit. tiap detik hati mesti nyut-nyutan, akibat kata-kata pendukung lawan yang nyelekit. kami MENANG, WIN, WE ARE THE CHAMPION... 4-1

hahaha, saya ngakak, saya seneng, saya gila.
untuk semuanya terimakasih, buat team, buat ALLAH, buat ibu bapak di rumah, buat temen-temen kelas A yang udah sokongan. thank you full....


moment :
1. jumlah gol yang kami cetak 15, 4 saya :D, sisa nya bulita. haha --> asemm!! bulita kece tenan!
2. okta kiper yang hebat, cuma kebobolan 2 kali.
3. dalam satu pertandingan, pas saya lagi jalan, membelakangi gawang lawan, si kiper lawan nendang bola dan tepat mengenai kepala saya yang tak berdosa.
4. bulita the best player :*
5. yanu dan novia , back terSEMANGAT yang pernah saya kenal.
6. saya keram di akhir pertandingan, dan di kerubungi orang-orang. di kira pinsan. --> damn! memang kenapa kalo saya pinsan!! pada seneng lo pada??
7. pertandingan final sengit, tapi di akhiri dengan kelapangan dada beberapa peserta lawan. kami bersalaman bahkan berpelukan dengan 3 orang dari 5 orang lawan.
8. kedua jempol kaki, dan kelingking saya. luka-luka!
9. makan gratis dengan uang khas. sesudah pertandingan.
10. KAMI MENANG. :')

pelajaran yang kami ambil dari futsal ini.
1. gak perlu optimis untuk menang, anggap ini hanya permainan.
2. jangan pernah menganggap sepele lawan.
3. saling percaya dengan kawan.
4. ngece itu kadang-kadang di perlukan man.
5. stay cool kalo lo di bully.

oke. bye. thanks. badan ku hancur!! makasih-makasih.



Kamis, 03 Mei 2012

Kamu Untuk Aku ( Part 8 )




Sore itu, Awan hitam menggumpal di langit kelabu. Di tafsir hujan akan turun tak akan lama lagi. angin berhembus dengan kencang, menimbulkan suara dedaunan yang saling bergesekan, dan suasana seperti itu terlalu mengerikan untuk di lalui sendiri. 



Shilla semakin cepat mengayuh sepeda merahnya, ia baru saja selesai mengantarkan kue-kue ibunya ke warung-warung yang sudah berlangganan. dan saat perjalanan pulang ia di sertai cuaca ekstrem seperti ini.




Perasaan shilla perlahan gelisah, ia merasa mobil terios hitam yang tengah berjalan pelan di belakangnya mulai mencurigakan. Memang awalnya, shilla berfikir mobil itu hanya berjalan searah dengan nya. Tapi kenapa pelan sekali seperti itu. Dan mau tak mau pikiran-pikiran buruk bejubel keluar dari pikirannya.”jangan-jangan mereka penculik kaya di tipi-tipi.” Itu salah satunya. 



Tinggal melawati lapangan bola yang letaknya terasingkan dari pemukiman, shilla akan sampai komplek rumahnya. Dan masih dengan was-was tingkat tinggi, ia sesekali mengawasi mobil yang masih berjalan dengan kecepatan setara dengan kecepatan kayuhan sepedanya. 



Shilla kontan menghentikan sepedanya, mobil terios hitam yang sedari tadi ia curigai berhenti tepat di depannya. Membuatnya mematung,”tuhan lindungi hambamu..!!” rapalan do’a terus shilla panjatkan, ia tak bisa melakukan apapun selain mematung di tempat. 



Dua pria berbadan besar dan kacamata hitam, nampak mendekati shilla. dan dengan tanggap keduanya memegangi tangan shilla yang hendak melarikan diri. 



“om jangan culik saya om..” baru kesadaran shilla bahwa dirinya tengah terancam terkumpul, shilla membrontak hebat. Tapi sudah percuma untuk orang berbadan mungil sepertinya melawan 2 pria dewasa berbadan besar. “saya orang miskin!!!, om gabisa dapet apa-apa dari saya. Jangan culik sa...” terakhir yang ia ingat sapu tangan berbau alkohol yang begitu menyengat di sumpalkan ke hidungnya, setelahnya shilla tak ingat apa-apa lagi. 












Shilla mengerjap beberapa kali. Lalu segera bangkit dari tidurnya dan benar-benar sadar dia sedang berada di ruangan asing yang .... indah. Bukan perasaan takut dan gelisah seperti halnya orang yang sedang diculik, shilla malah tersenyum kagum dengan mata berbinar. 



ruangan pink berukuran besar melebihi seluruh ruangan rumahnya dengan design lucu dan menawan, mampu membuat shilla tergiur. Sungguh, ia tak bermaksud memikirkan lainnya. Sepanjang mata jauh memandang, menurutnya ruang ini begitu kental dengan princess. Terbukti dari barang-barangnya yang kebanyakan berwarna pink, dan memiliki ukiran indah seperti halnya benda-benda di kamar-kamar putri kerajaan. “hei, shilla merasa mimpi nya tengah terwujud.” 



Shilla terbuai, bahkan ia lupa dirinya kini sedang di culik. malah ia kini, Ingin lebih menikmati keindahan kamar ini secara lebih dekat dan puas. Shilla segera bangkit dari tempat tidur empuk dan pelukan selimut lembut yang tadi menyelimutinya, untuk memenuhi keinginannya. Dan dirinya semakin di buat tidak percaya saat gaun princess cantik menjuntai indah membalut tubuhnya ketika ia berdiri. 



Tanpa pikir panjang shilla segera berlari ke depan cermin besar pada lemari pink kamar asing tersebut, Untuk memastikan bagaimana penampilannya sekarang. Setelah sampai, ia terdiam. Pikirannya mulai ngawur,”kapan ia melakukan operasi plastik..” shilla terdiam cukup lama, asyik menghayati pantulan dirinya yang sangat nampak berbeda dengan rambut panjang terurai yang di hiasi mahkota kecil di bagian puncak kepalaya dan tubuhnya di balut gaun indah berwarna merah muda lembut. Sederhana tapi tetap terlihat mewah. 



“ding... dong..” suara jam besar di ruangan itu, membuat shilla terperanjat dari lamunannya. Lalu tersentak ketika mendapati jam sudah menunjuk tepat jam 8 malam. 



“astaga, gue di mana...” shilla menepuk dahinya sendiri, mulai merasakan kegelisahan memikirkan kejadian yang menimpa dirinya. “jangan-jangan gue di dandanin gini, mau di jual..” 



Air mata shilla perlahan meluruh , dia takut, takut mengahadapi hal yang secara gambalng menampakan kesialannya.. takut akan terjadi hal yang buruk pada dirinya. takut tak bisa bertemu dengan bundanya dan teman-temannya. Dia takut. Dia kalut. 



Tak ingin terus-terusan terlarut dalam ketakutan, shilla tak ingin tinggal diam.”om penculik, lepasin saya om.. saya mohon...” 



“toloooong!!! Toloong saya!!!” 



Shilla sudah berkali-kali berteriak, bahkan beberapa kali ia menggedor pintu jati dengan warna senada dengan ruangan. Tapi tak ada balasan atau respon lain yang berarti. Ia lemas dan semakin kalut. 



“ckreek..” pintu terbuka lebar, shilla yang tadinya tertunduk meratapi kisah tragis hidupnya segera mendongakkan kepala dan segera terkejut mendapati pria tinggi yang tampak gagah dan lebih tampan dengan jas putih yang ia kenakan. 








Rio menekan dada dengan tangan kanannya. mencoba menormalkan degupan jantungnya yang sudah bekerja tidak normal. Lalu menghela nafas kembali. Semuanya sudah ia persiapkan. Dan ia akan berusaha tidak akan ada cela dari acaranya nanti. Semoga gadis pujaannya bisa di ajak kompromi untuk malam ini saja. Untuk tak menggagalkan rencana rio dengan segala polah tingkah anehnya. 



Pintu kamar rio di ketuk pelan. Tak ingin si pengetuk pintu memasuki kamarnya yang sangat berantakan akibat dari kelewat gugupnya, rio berucap mengerti tujuan orang tersebut mengetuk pintunya. 



“pergilah, saya akan bersiap sebentar.” Ucapnya keras. 



Rio berdiri dari duduknya, menghela nafas sekali lagi. Lalu melangkah pasti keluar dari kamarnya menuju kamar yang juga di lantai lima yang beberapa hari lalu di design sedemikian rupa agar menyerupai suasana kerajaan. Dasar masa kecil kurang bahagia. BIRTHDAY WISH. 1. Aku ingin menjadi princess seperti di kartun-kartun. 












Shilla masih mematung dengan mulut ternganga mengenali pria tampan yang tengah berdiri angkuh di ambang pintu. “jadi lo yang nyulik gue..?” 




Tak berniat menjawab pertanyaan dengan nada sinis yang keluar dari mulut shilla. rio memasuki ruangan shilla lalu keluar ke blakon kamar tersebut. Shilla yang kesal tak mendapat jawaban dari rio segera mengikuti langkah rio. “jadi bener lo kan yang....” 

shilla bungkam, terlalu takjub dengan yang di lihatnya saat keluar dari ruangan nuansa di princessnya. Di blakon itu, Banyak lampu berkelip lucu. sudut-sudut ruangan berbagai macam bunga di rangkai begitu manis dan nampak segar dan terlalu menggiurkan untuk di hirup aroma wangi yang di hasilkan masing-masingnya. Halaman luas yang nampak rindang dengan lampu-lampu lolipop di beberapa sisi bisa dengan gamblang terlihat dari blakon semakin menambah manis suasana, yang memang sudah manis. Dan lihatlah, bintang-bintang di langit yang malam ini yang sepertinya muncul lebih banyak dari biasanya seperti mendukung suasana yang.. mungkin lebih indah. Jikaaa.... shilla memicingkan mata cepat kearah rio yang juga ada di blakon itu. jika, tidak di lalui dengan pria sengak dengan jas putih itu.





“gausah bengong gitu, duduk sini...” rio berucap sengaja di ketus-ketuskan meminta shilla untuk duduk di kursi yang sudah ia tarik mundur sedikit menjauhi meja agar shilla dapat duduk di sana. 



Dengan masih antara sadar dan tak sadar, shilla menurut. Duduk manis di salah satu kursi dari 2 kursi yang di sediakan. Tak lama, para pelayan rio secara bergantian memasuki blakon mengantar makanan-makanan yang nampak menggiurkan. 



Rio mulai menyantap masakan lezat chef yang bekerja di rumahnya, berbeda dengan shilla yang tak bergeming di tempatnya, meski ia cukup tergiur dengan makanan yang ada, di tambah ia juga lapar karena belum makan sedari siang, tapi saat itu ia lebih ingin menerka-nerka apa sebenarnya yang sedang terjadi pada dirinya.”heh, makan!!!” 




Shilla menatap tajam mata bening pria di hadapannya. Shilla sadar apa yang ia inginkan kini ”gue mau pulang!!!”





“MAKAN” 



“tapi gue mau....” 



“MAKAN!!! Atau gak pulang!!” keputusan terakhir. 





***





Angin malam berhembus kencang menyesap memasuki ruangan kecil tempat ina berada. Dia tengah asyik menikmati salah satu program siaran di televisi. Angin itu, membuatnya dingin pula. Dengan cepat ia peluk tubuhnya sendiri. 



Tok tok tok. Ina tersentak, lalu segera menuju pintu utama rumah sederhananya, tak mau membuat si pengetuk pintu menunggu lebih lama. 



“malam tante, shilla nya ada?..” 



Ina tersenyum sebentar sebelum menjawab tanya pemuda yang merupakan sahabat putri semata wayangnya.”malam jug nak cakka. Aduh, shilla nya lagi keluar tuh, memang ada apa ya nak cakka? 



“keluar tante?..”cakka mengerutkan dahi tak mengerti sama sekali. 



“iya, udah dari tadi kok..” 



“Memang kemana ya tan, shilla nya?..” 



Ina kembali tersenyum.”dia sama rio..” cakka segera mengucap permisi tanpa mengidahkan berjuta tanya yang menggelayuti pikirannya. 



Setelah kepergian cakka, ina kembali tersenyum. Memori beberapa hari lalu kembali berputar dan memenuhi pikirannya. 




Seperti pagi biasanya, ina mengolah dengan telaten kue-kuenya untuk nanti di edarkan anak semata wayangnya. Shilla. Di sela ia bekerja keras mengolah berbagai macam kue, ketukan keras pintu utama rumahnya sedikit mengusik. Tanpa pikir panjang, ina segera berjalan cepat menghampiri tamunya. 



Setelah pintu menganga lebar, tampak pemuda tinggi dengan setelan baju bermerk tengah tersenyum ramah ke arahnya.”selamat pagi tante,..” 



Masih dengan alis saling bertaut, ina mempersilahkan tamu asingnya masuk untuk duduk di sofa sederhana ruang tamu rumahnya. “ini dengan nak siapa ya?” 



“oya, kenalin tante. Saya mario, mario haling. Calon menantu tante.” Dengan wajah berseri dan pengucapan dengan nada pasti rio memperkenalkan dirinya pada ina yang semakin di buat bertanya-tanya. 



“tante lagi bikin kue ya? Saya bantu ya tan..”ujar rio kembali, tak mengidahkan ina yang semakin mengerutkan keningnya. Tanda tak mengerti. Masih tak mendapat jawaban dari ina, rio segera berdiri dari duduknya.”ayoo tan!! Keburu siang.” 



Dan pagi itu ina menyelesaikan pekerjaannya dengan pemuda baik hati yang mengaku bernama rio tersebut. Entahlah, meski ina sempat bingung sebelumnya tapi ina merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama pemuda yang mengaku bolos sekolah hari itu demi datang ke rumahnya dan membantu membuat kue yang akan di jual sebagai mata pencahariannya. Dan sebelum pamit pulang, pemuda tampan itu meminta ijin padanya untuk mengajak shilla makan malam. 







Ina percaya. Entahlah, hanya pada rio perasaan ini dapat terasa saat ada pria yang mendekati putrinya. Biasanya, ia cenderung melarang atau ada rasa tidak suka tanpa alasan. Mungkin ini yang di namakan feeling seorang ibu. 



“nak rio , ibu percayakan shilla sama kamu...” 







*** 





Sendok dan garpu di piring rio sudah dalam keadaan menelungkup, tandanya rio sudah menyelesaikan makan malamnya. Dan yang kini ia lakukan hanya menatapi gadis di hadapannya yang malam ini tampak cantik setelah di make over oleh pekerjanya. Gadis yang tengah menyantap makanan-yang beberapa kali di tanyakan namanya- dengan nikmat. 



“eh, ini tadi apa namanya?” rio mendengus, baru saja di pikirkan. shilla sudah mengacungkan potongan daging hati yang sudah tertusuk garpu dan di pegangi tangan kanannya. 



Rio menghela nafas kembali, nama makanan prancis yang di acungkan shilla itu sudah di tanyakan lebih dari 3 kalinya.”foie gras.."



“ini favorit gue deh..” setelahnya, shilla melanjutkan makannya dengan hikmat, seolah melupakan ia tadi mau makan juga karena di paksa alias sok jual mahal. Dan yang sekarang terjadi harusnya tak seperti ini. 

rio tidak menanggapi.



"di buatnya dari apa sih? shilla kembali bertanya, tanpa memalingkan wajah dari makanan yanag sedang di santapnya.



"hati angsa.."



"apa?/" shilla bertingkah berlebihan, sepotong hati yang sudah siap untuk di lahap, urung untuk dilakukan. 
"kasian banget angsanya. gue jadi gak tega.."



rio memutar bola mata sebal. "ck-, apaan sih lo!!, udah mau abis juga baru ngomong gak tega."


beberapa saat kemudian, Shilla juga sudah menelungkupkan garpu dan sendok di piring putih besar yang ia gunakan tadi. Lalu meneguk air putih sedikit dan segera mengelap bagian mulutnya yang kotor dengan sapu tangan yang sudah di siapkan. 



“udah selesai kamu.?” Rio memulai pembicaraan dengan sedikit kaku menggunakan tata biasa yang tidak biasa. Shilla yang sebelumnya menyerengit heran merasa ada yang beda dari susunan kata pemuda kaya di hadapannya, akhirnya mengangguk juga. 



“dan selesainya makan malam kita, itu berarti mulai sekarang. Kamu... pacar aku!!!” rio berucap yakin dengan nada penuh perintah yang-tak-berharap-adanya-penolakan. BIRTHDAY WISH. 10. Aku ingin menerima cinta setelah makan malam romantis bersama. 



“ha?” Masih antara dengar dan tidak dengar, shilla menganga lebar dengan pandangan tidak percaya pada pria yang tengah menatapnya sinis. 



Setelah menghela nafas panjang untuk bersabar dengan keleletan otak si gadis mencerna tiap katanya, rio tersenyum sengaja di manis-maniskan, mau tak mau ia harus mengakui gadis lola di hadapannya ini yang kini adalah raja di hatinya.”shilla sayang, mulai sekarang kamu pacar aku. ngerti kan?” 



Shilla masih bertahan di ekpresi semula, ternganga dengan mata melebar. masih sulit mencerna kenyataan yang terlalu tidak mungkin terjadi pada hidupnya. 



“ck, gak pake melongo deh...” Nada ketus khas rio akhirnya nampak juga, yang secara tidak langsung membuyarkan keterlambatan otak shilla untuk berfikir jernih.”sadar shilla, sadar!!... sadar siapa orang yang tengah memasang topeng sok manis hingga membuai mu? Ini pasti hanya sementara,... jangan tergoda” 



Shilla memicingkan mata seperti yang biasa pemuda di hadapannya lakukan,”Gue gamau jadi pacar lo. Takut sakit hati..” ucapnya datar. 



“maksud lo?..” kali ini rio yang mau tidak mau di buat ternganga, tak habis fikir dugaan jika si gadis akan mengacaukan rencana nya benar-benar terjadi. 



“iya. Gue gamau... pasti gue bakal sakit hati tiap hari kalo pacaran sama lo. Omongan lo pedes gitu, gue gak suka yang pedes-pedes...” 



Rio memicingkan mata sebal, lalu berujar datar “dasar cewek aneh..” 



“tuh kan,,, baru juga di omongin udah terjadi. Semakin yakinin gue aja buat gak nerima lo..” shilla tertawa miring meremehkan, juga seperti yang biasa rio lakukan. “Kali ini gue yang menang mario.” 



Rio memutar bola mata sebal. Merasa di rendahkan dengan senyuman menyebalkan shilla. lalu berucap tak mau kalah.”tapi lo gak bisa nolak gue, ashilla..” 



“kenapa? Di sini Gue yang punya keputusan!!!” 



Rio mengacak rambutnya prustasi, tidak tahan melihat senyum shilla yang kelewat mirip dengan senyum meremehkan alanya.”pokoknya!!! terima gue.. atau...” 



“atau apa!!!???” shilla memotong keras, ada kilat menantang terpancar dari bola mata hitamnya dan dari senyum yang ia tampakkan. 



Rio diam, tengah memikirkan ancaman untuk membodohi gadis bodoh di hadapannya.”atau.. lo bakal mati di tangan gue...” 



Shilla menganga. Dalam hati mulai membatin kalut.”sebesar itukah cintamu padaku mario, hingga kau akan membunuhku jika aku menolak... dasar aku cantik!!!” shilla tersenyum bangga tak kentara. Tidak menanganggap serius ucapan rio. 



Rio tersenyum penuh misteri, lalu berucap bermaksud ingin melanjutkan aksinya. “gue selalu serius dengan ucapan yang keluar dari mulut gue.” Rio mengetuk-ngetukan pisau makan yang tadi ia gunakan di meja kayu yang memberi jarak untuk keduanya. Menimbulkan bunyi “tuk..tuk..tukk!!” dramatis, yang membuat shilla seketika lemas dan tak berani bermain-main. 



“ Brakkk!!” shilla berdiri cepat dengan menggebrak keras meja kayu yang tak lagi menimbulkan suara mengetuk mengerikan. “cowok gila!! gue gak mau!! Gue bakal lapor polisi..” 



“memang kalo udah mati bisa lapor polisi ya?” senyum rio kembali terkembang misterius, dalam hati mulai ada harapan jika gadis di hadapannya takkan bisa lagi beragument untuk menolak cintanya. ”dasar monyet bodoh!!” 



Shilla menatap tajam rio dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Dan rio membalas tatapan shilla tak kalah tajam dengan senyum misterius yang terus berkembang. 



” Gue mau pulang!!” dan akhirnya shilla yang mengakhiri acara saling tatap antara dirinya dan rio dengan mengalihkan pandangan ke samping kirinya. Airmatanya menetes. 



Rio tersenyum menang,”gue menang nyet, dan sekarang lo pacar gue..” ucap rio berbisik tepat di telinga shilla yang sudah memanyunkan bibirnya, sebal. “kalo terharu gak perlu nangis gitu donk” rio berucap di manis-maniskan dengan tangan sudah mengusap lembut pipi shilla. yang di ajak bicara hanya menunduk. ”ayo pulang, gue anter..” 



Shilla menuruti saja langkah pemuda yang sudah menggandeng tangannya. “kalo aja gue tau jalan pulang, gue bakal terus memuntahkan amunisi untuk menolak pria galak nan jahat kayak lo, rio!!!” 










Rio dan shilla keluar dari pintu lift lantai dasar dengan bergandengan tangan. Membuat para pelayan yang tengah gundah gulana menunggu hasil usaha kerja keras tuannya pada sang gadis pujaan seketika mengembangkan senyum kelegaan yang lebar. Pikir mereka,”tentu senyum lebar tak biasa tuan muda nya itu adalah pertanda baik..” 



Pak kiki berjalan beberapa langkah meninggalkan barisan pelayan yang tengah tertunduk dalam memberi hormat, guna mendekati 2 sejoli yang masih berdiam di depan pintu lift. Kiki menatap dan tersenyum ramah ke arah rio, lalu beujar “selamat tuan mario...” lalu mengalihkan pandangan pada gadis manis di samping tuan muda nya, dan kembali berujar,” selamat nona shilla, semoga kalian bisa langgeng bahkan hingga pelaminan.” 



Rio tersenyum lebar mendengar penuturan kepala pelayan istana besarnya yang secara tidak langsung merupakan do’a untuk hubungan yang baru ia jalin dengan gadis yang masih saja ternganga. Tak tau juga berekspresi seperti itu karena apa, lalu membalas ramah dengan senyum riang.”terima kasih pak, do’akan saja....” ucapnya pada pak kiki, lalu mengalihkan pandangan pada para pelayannya yang masih tertunduk dengan senyum bahagia dan selanjutnya ia berujar keras penuh perintah namun terasa renyah. “ saya akan antar shilla. Kalian sudah bisa istirahat sekarang. Terima kasih kerja samanya ya.” 



Berakhirnya ucapan yang tak pernah sekalipun sebelumnya terucap dari tuan muda tampan mereka, secara spontan menimbulkan riuh tepuk tangan dan sesekali terdengar siulan. Seperti tengah menerima kabar yang amat membahagiakan. Entahlah, para pelayan itu juga tak mengerti, mengapa mereka bisa begitu turut dalam kebahagiaan tuan mudanya. Yang sangat amat mereka harapkan tak hanya hari ini saja. “semoga nona cantik gadis pilihan tuan muda bisa mewujudkan keinginan sederhana itu..” 



*** 







Gabriel menyesap kembali kopi hitamnya yang mulai mendingin, lalu merapatkan sweater cream yang khusus di buat oleh ibunya untuknya. Angin malam di malam penuh bintang itu berhembus kencang seperti biasa di blakon kamarnya. 



“tok, tok, tok.. gabriel sudah tidur belum nak? ” gabriel mengerjap sebentar, tersadar dari angan-angan yang melayang jauh terbawa suasana yang terlalu mendukung untuk melamun. Lalu menjawab sesopan mungkin untuk menjawab tanya dari balik pintu kamarnya. 



Suara derap langkah teratur yang tercipta akibat langkah sang ibu, mulai tak terdengar saat sosok mirna-ibu gabriel sudah muncul dan berhenti di ambang pintu. Gabriel tersenyum manis menyambut ibunya yang juga sama mengenakan sweater warna cream hanya berbeda bentuk saja. “duduk sini ma..” 



Mirna melangkah pelan menuju kursi yang di batasi oleh meja kecil dari kursi yang di duduki gabriel. Lalu segera membuka suara sesaat setelah membanting pelan tubuhnya di kursi besi berwarna putih tulang.” Mama gak bisa tidur iel, jadi mama kesini aja karena pasti kamu juga belum tidur.” 



Gabriel terkikik kecil mendengar penuturan sang ibu yang terlalu memahami dirinya.” Tau aja ma?” tanyanya iseng. 



Mirna menatap dalam-dalam si anak sulung, lalu baru menjawab tanya gabriel ketika pandangan keduanya bertemu di titik yang sama.”24 tahun kamu di bawah pengawasan mama iel, keterlaluan kalo sampe mama gatau..” 



Lalu tawa keduanya pecah, saat-saat hangat seperti ini yang sebenarnya diam-diam gabriel yang merupakan dokter muda yang baru saja meniti karier, rindukan. Tertawa lepas yang begitu lepas, bersama ibunya, bersama wanita yang telah melahirkannya, bersama pelitanya. 



“iel..” mirna memanggil pelan, membuat gabriel yang hanya berjarak kurang 1 meter darinya seketika menghentikan tawa mendengar panggilan pelan dari mulutnya. Dan ketika suasana sudah benar-benar hening, mirna baru melanjutkan ucapnya.“udah lama ya, gak ketawa bareng gini? 



Gabriel tersenyum ketir, merasa bersalah karena telah membuat ibunya harus merindukan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu sulit untuk di wujudkan.”iya ma, gabrielnya sok sibuk banget..” 



Mirna tertawa pelan.”sadar kamu..” ucapnya mencoba bercanda. Membuat gabriel tersipu sendiri lalu menggaruk-garuk konyol belakang kepalanya. 



“iel, mama tau mengejar karier itu penting. Tapi kamu juga harus tau, mengejar calon istri itu juga tak kalah penting.”mirna terdiam sebnetar, menerawang dengan sebuah senyum. “Apalagi mama ingin sekali menimang cucu, padahal kondisi mama begini.” Mirna berucap tenang dengan senyum tersirat di akhir kalimatnya. Membuat gabriel semakin merasa bersalah selalu tak mengerti keinginan ibunya. 



“ma...” tangan gabriel dengan cepat meraih tangan kiri mirna yang tergeletak lemas di meja yang memisahkan keduanya. Lalu di genggam nya kuat-kuat tangan ibunya, dan berujar yakin. “mama pasti bakal gendong anak gabriel ma, mama bakal ikut besarin anak gabriel, bakal main bersama, nasehatin yang baik2. Mama bakal bercanda sama anak gabriel ma, cucu mama... itu janji gabriel ma. Pegang janji anak laki-laki mama ini.” 



Mirna tersenyum tenang lalu menatap gabriel dengan binar kerinduan, putra sulungnya terlalu mirip dengan almarhum suaminya.”mama percaya kamu iel, dan mama pikir prissila tidak buruk untuk di jadikan calon. “ 



Lalu keduanya tersenyum.